Hari ini mulai menulis lagi, setelah sekian lama menghilang dari peredaran maya. Mulai hari rabu minggu kemaren yaitu tepat tanggal 28 Agustus 2013, aku resmi bertugas mengajar jadi guru PL di salah satu SMP Negeri di Padang. Belajar menjadi guru, untuk mengaplikasikan ilmu yang sudah ku dapat di bangku perkuliahan selama 6 semester ini.
Hari pertama masuk sekolah itu rasanya benar-benar mengagumkan dan sulit diungkapkan. Aku berhadapan langsung dengan siswa. Pagi itu mereka menyalami ku dan berkata "Assalamualaikum, Buk". Hmm...indah sekali kedengarannya. Hatiku merasa damai dan ingin sekali menjadi seorang guru. Sejujurnya, dari kecil aku tidak ingin menjadi seorang guru karena mamaku juga seorang guru. Dan, hal bodoh yang kupikirkan kenapa tidak ingin menjadi guru adalah guru itu pemarah dan membosankan. *apakah mamaku pemarah? iya, karena aku selalu saja suka bermalasan kalau belajar. Yang aku mau hanyalah menggambar, mewarnai dan bermain, hal yang paling aku suka dari kecil hanyalah itu. Terbukti, dari hobiku tersebut aku sering ikut lomba menggambar di sekolah dan menjuarainya. Hanya saja untuk belajar teori aku paling malas. Mamaku selalu saja cerewet mengingatkanku untuk selalu belajar. Alhasil sampai sekarang aku menyesali sifat kemalasanku itu.
Kembali lagi ke kesibukan baruku. Menjadi seorang guru itu ternyata menyenangkan. Akhirnya aku menyadari hal itu. Setiap hari aku bertemu dengan ratusan siswa dengan tingkah mereka yang juga ikut ratusan. Banyak hal-hal menarik dan lucu yang kutemui selama seminggu berada disana. Banyak juga siswa yang bandel-bandel, tapi itulah mereka dengan ke-ABG-an nya. Masa remaja, masa puber, membuat mereka asyik dengan diri mereka sendiri. Mereka bisa bersahat dengan guru mereka. Beberapa dari siswa itu pernah curhat denganku, dan itu sangat membuat ku senang sekaligus membuat ku tertawa sendiri jika ingat hal itu. Apalagi kalau bukan masalah pacar. Hahaha. Aku senang dengan hal itu. Dari sana aku bisa belajar, ternyata siswa itu bisa bersahabat dengan kita, dengan orang yang mereka anggap orang tua kedua mereka, yang bisa memahami apa yang mereka rasakan. Mereka ingin kita juga ikut dalam dunia mereka, namun masih dalam batasan kewajaran yang baik.
Baru seminggu di sana, sudah banyak kutemui hal yang begitu menyenangkan. Pantas saja guru-guru itu awet muda.