Setelah
merangkak dari perjalanan panjang
Akhirnya
kutemukan setitik celah dimana secercah sinar mentari berbaik hati memberikan
kekuatannya
Menopang
sebatang asa yang mulai merapuh
Ini
bukan suatu kebetulan atau apa lah namanya
Aku
masih mengingatnya ketika umurku kurang dari seperempat abad melebihi satu
dekade
Aku
memilikinya namun tak sempat kubiarkan ia meraja lela
Ini
juga bukan suatu penyesalan
Karena
dulu tak sempat keberikan kebebasan
Tentang
aku yang masih merengek minta disuapkan nasi oleh ibuku
Tentang
aku yang masih bebas bermain petak umpet dengan teman kecilku
Tentang
aku yang dimarahi ibuku karena kenakalan masa kecilku
Tentang
aku yang masih menangis ketika terjatuh
Tentang
aku yang merengek minta ditemani ke taman kanak-kanak oleh nenekku, kakekku,
tanteku atau pun kerabat dekatku yang masih bisa aku repotkan
Tentang
aku yang mulai beranjak dari anak-anak ke remaja
Dan
sampai kemaren sebelum aku menuliskan sepatah dua patah ini
Sedikit
ada penyesalan dalam hidupku
Lagi
karena satu alasan ini tak sempat ku bebaskan
Namun
toh ini juga bukan penyesalan yang besar
Karena
hari ini esok dan seterusnya aku masih bisa menuliskannya
Walaupun
aku tidak tahu entah hari esok Tuhan masih menompangkan bumiNya untuk kita
Sebuah
kebanggan memang
Memuaskan
batinku
Seharusnya
bukan untuk hari ini saja
Saat
jemari berkoar meluap-luap menuntun hati
Hei,
aku ingat
Bukankah
semalam aku bermimpi tentang seseorang yang kuanggap sebagi inspirasi?
Inspirasi
ketika aku berada di suatu kumpulan orang-orang yang penuh daya imajinasi dan
kreatifitas
Orang
orang yang mengalir darah seni di dalam tubuhnya
Sayangnya
aku lupa rangkaian kalimat lengkap yang ia tujukan padaku
Tapi
akan ku coba tuliskan beberapa kata yang ku ingat
“melankolis,
komunikasi, menyenangkan”
Dari
ketiga kata di atas, mengingatkanku kembali pada sebongkah luapan yang menggebu
dari salah satu sudut jiwaku
Sepantasnya
aku berterima kasih pada Ayahku
Karena
tidak mungkin aku bisa menyukai musik bahkan memainkan alat musik
Bernyanyi
walaupun suaraku hanya aku yang menyukainya dan merasa paling merdu walau
menurut orang lain terdengan “fales”
Namun
tak semua orang kurasa mempunyainya, bahkan untuk mengikuti irama lagupun tak
beraturan dengan yang seharusnya
Memainkan
pensil hingga berbentuk sesuatu yang menyejukkan mataku dan mata beberapa orang
lainnya
Memainkan
crayon hingga berwarna warni menari-nari diatas kertas
Menyukai
keindahan
Merangkai
kata-kata menjadi sebuah kalimat yang tidak semua orang memahaminya
Beberapa
diantara orang-orang yang beruntung adalah aku
Tak
sepantasnya aku selalu mengeluh untuk hal-hal kecil yang kuanggap besar bagiku
Sedikit
demi sedikit aku memahami apa yang mereka rasakan
Memahami
apa yang ada di benak mereka
Walaupun
tak seutuhnya aku mengerti apa yang mereka maksud
Aku
menikmati setiap rangkaian kata-kata yang mereka tuliskan
Aku
memahami mengapa namaku berada diantara sekumpulan orang-orang yang di tandai
Dalam
hati aku berkata “beruntung sekali orang ini”
Aku
yakin tidak semuanya seberuntung itu
Pastilah
salah satu dari mereka ada yang sepertiku
merangkak
Ini
terlihat hebat bagiku
Walau
terlihat amat sederhana
Aku
ingin suatu hari ini berbuah manis
Bukan
hanya untuk hari ini saja ataupun seminggu ke depan
Tapi
untuk sepanjang jemariku masih bisa menari mengikuti suara hatiku
Nikmat
sekali
22 September 12
Humaira Kost